Diskusi Bustan, bilik keilmuan dengan gaya silaturahim

Islamabad- Pagi yang seharusnya dingin terasa hangat saat warga IKPM Pakistan berkumpul dalam kegiatan diskusi bustan pada ahad (17/10). Sesuai tagline, acara ini berada di taman depan male hostel Intenational Islamic University Islamabad dan bertujuan sebagai wadah pemberdayaan antar warga IKPM dalam lingkup keilmuan.

Dengan tema “Romansa Pemikiran Allama Iqbal”, menjadikan Allama Iqbal tokoh sentral dalam pembahasan kali ini. Pemateri pertama dibawakan oleh kakak kelas kita mahasiswa doktoral di IIUI, Muhammad Wahyudi. Beliau menyinggung tentang Allama Iqbal dan sisi politiknya dalam perjuangan kemerdekaan Republik Islam Pakistan.

“Allama Iqbal adalah penggagas dan otak dibalik revolusi kemerdekaan Pakistan, sehingga beliau dapat dikatakan sebagai salah satu founding father Pakistan” ucap Wahyudi.

”Iqbal muncul memberi respon terhadap kondisi umat Islam tidak saja dengan menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi muslim India, tetapi sekaligus juga menjawab kemunduran yang mayoritas sedang dihadapi oleh komunitas muslim di dunia secara keseluruhan.”

Suasana Diskusi Bustan warga banin IKPM Pakistan

Iqbal adalah sosok religius dan tumbuh dalam keluarga yang erat dengan ajaran agama Islam. Sosok Iqbal yang aktif dalam beberapa kegiatan di masa pembelajarannya, menyadarkan seorang orientalis Inggris Sir Thomas Arnold akan kecerdasan Iqbal yang juga merupakan gurunya. Tokoh ini juga yang mendorong Iqbal untuk melanjutkan studi di Inggris untuk belajar filsafat dan hukum.

Lebih lanjut Muhammad Wahyudi menyampaikan sisi keilmuan Allama Iqbal sangat variatif dan mendalam, yang diharapkan dapat menjadikan salah satu motivasi para pelajar khususnya warga IKPM untuk memantik pelajaran dari Allama Iqbal.

Pembicara kedua Hafizh Adi membahas spesifik tentang keilmuan dan pemikiran Allama Iqbal. Hafizh mengatakan bahwa Iqbal mendapat gelar Allama bukan tanpa makna disematkan gelar itu.

“Seorang yang mempelajari satu ilmu dan memahaminya dengan baik ia disebut ulama, sedangkan seorang yang mempelajari banyak ilmu dan memahaminya dengan baik maka disebut allama, sedangkan kita yang mempelajari banyak ilmu tetapi tidak terlalu dalam memahaminya disebut a’lim”.Ungkap Hafizh.

Potret Hafizh Adi dalam penyampaian materinya

“Allama Iqbal adalah seorang Pemikir, Penyair, Filsuf, Politikus dan seorang penggagas Negara Islam Pakistan yang mendalami setiap disiplin ilmu yang ia pelajari, lantas bukan hal remeh mengapa tersemat kata “Allama” dalam namanya.” Imbuh Hafidz.

Dalam sesinya, dijelaskan bahwa pemikiran Iqbal dipengaruhi oleh Rumi, al-Ghazali, Goethe, Nietzche, dan Bergson. Sehigga banyak tokoh barat yang menganggap bahwa konsep pemikiran Iqbal merupakan pintalan antara fundamentalisme Islam dan barat.

Diakhir sesi Muhammad Wahyudi membacakan salah satu syair terkenal yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia  karangan Allama Iqbal yang berjudul “Nasehat elang kepada anaknya”.

 

 

Oleh : Rofi Hamzah Zuhair