IKPM Pakistan sebagai fasilitator silaturahim santri nusantara di momen hari santri

Islamabad- Dalam rangka memeriahkan Hari Santri Nasional (HSN), IKPM Pakistan bersinergi dengan PCINU Pakistan dalam menyelenggarakan Peringatan Hari Santri Nasional pada Ahad (31/10) di Aula Kebudayaan Nusantara KBRI Islamabad.

Seperti yang kita tahu, Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober, sesuai keputusan presiden nomor 22 tahun 2015 lalu. Dalam sejarahnya, KH. Hasyim Asy’ari mendorong pemerintah melalui resolusi jihad untuk mengakui eksistensi santri dalam memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Acara Hari Santri Nasional tahun ini dikemas dengan Gema sholawat dan Sarasehan santri Nusantara, talkshow yang bertemakan “Peran santri untuk peradaban dunia” dimoderatori oleh Rahmat Bima Satria selaku bagian keilmuan IKPM Pakistan dan keempat pembicaranya, yaitu Ustadz Muhammad Wahyudi, Ustadz Joni Eko Pranoto, Ustadz Abdul Wahid Ritonga dan Ustadz Ahmad Azizuddin.

Kegiatan yang diramaikan oleh festival santri nusantara ini turut dihadiri oleh Bapak Dubes Indonesia untuk Pakistan, Bapak Adam Tugio dan sejumlah homestaf KBRI Islamabad.

Acara yang dibuka dengan penampilan mavia sholawat dari PCINU Pakistan, dilanjutkan dengan beberapa sambutan ini dihadiri juga oleh santri nusantara yang berjumlah kurang lebih 110 orang.

Gema Sholawat yang dibawakan oleh mavia sholawat PCINU Pakistan

Dalam sambutannya, Pak Boy Dharmawan sebagai seorang muhibbin santri beliau berpesan agar santri tidak putus semangat belajarnya hingga jenjang tertinggi, karena itu sebagai bekal dalam berdakwah di masyarakat.

“IKPM bekerjasama dengan PCINU dalam menggelar acara ini untuk meneguhkan persatuan umat islam yang telah terafiliasi dalam ormas-ormas islam maupun Lembaga Pendidikan Islam yang berbeda, dan dengan perbedaan ini kita melebur dalam kesantrian yang sama.” Terang Ar Rozy selaku ketua IKPM Pakistan.

Begitu juga yang disampaikan ketua pelaksana Hari Santri Nasional Muhammad Badat Alauddin “Representetif santri nusantara bukan hanya peci, sarung dan kopi, melainkan ruh dan semangat perjuangan para pemuda juga bagian dari santri.”

Sebagai bentuk komitmen persatuan santri nusantara di Islamabad, perwakilan dari beberapa pondok secara simbolis menerima piring potongan tumpeng yang diberikan oleh Pak Boy Dharmawan.

Iqbal  Muhtarom salah satu perwakilan santri PERSIS menegaskan “kita tetap satu sebagai santri yang dilahirkan dari rahim pesantren walaupun berbeda pondok dan manhaj”.

Selain itu, Syauqi Akram dan Ghifar Ramadhan selaku perwakilan dari Pondok Husnul Khotimah dan Darul Ukhuwah juga sepakat untuk memelihara tali persaudaraan sesama santri.

Penyerahan potongan tumpeng sebagai simbol persatuan santri nusantara di Islamabad

Dalam acara sarasehan santri nusantara yang bertajuk talkshow, para pembicara bernostalgia dan mendeskripsikan kata santri melalui sudut pandang yang beraneka ragam dengan makna yang mendalam.

Di akhir sesi Al-Ustadz Muladi Mughni menambahkan, bahwa sebagai bagian dari hidup santri keikhlasan, keberkahan, Istiqomah dan beramal sholih harus selalu diterapkan.

Acara ditutup dengan penampilan mavia sholawat PCINU Pakistan dan pantomim yang dibawakan teman-teman PPMI Pakistan. Semoga kedepan, kita sebagai santri Gontor dapat meneruskan cita-cita Trimurti pendiri pondok menjadi mundzirul qoum serta dapat menjadi perekat umat di tengah polemik manhaj dan golongan pada hari ini.

 

Oleh : Rofi Hamzah Zuhair